Artikel

 

ANAK TUNAGRAHITA
A. Anak Tunagrahita Jenjang SMALB 

  1. a. Kemampuan fungsi intelektual di bawah rata-rata secara jelas. ; artinya kecerdasannya berada minimal dua  standar deviasi  di bawah rata-rata. Karena itu jika dilihat dari IQnya maka  tunagrahita dikelompokkan : tunagrahita ringan IQnya 55-70, tunagrahita sedang IQnya 40-55, tunagrahita berat IQnya  25-40, dan tunagrahita sangat berat IQnya 20 ke bawah; 

    b.    Keterbatasan dalam dua atau lebih dalam perilaku adaptif; maksudnya anak tersebut meng

    1)  Keterampilan praktikal; aktifitas kehidupan sehari-hari, fungsi motorik, kemasyarakatan, kemampuan menolong diri sendiri, kemampuan okupasional,

    2)  Keterampilan konseptual; ketrampilan berbahasa peseptif dan ekspresif, kemampuan membaca dan menulis, kemampuan mengelola keuangan, komunikasi non verbal, 

    3)  Keterampilan sosial;menjalin dan menjaga pertemanan, interaksi dengan sesamanya, berpartisipasi dalam kelompok, menjaga emosi, penyesuaian diri dan sosial, memecahkan masalah, pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, sosialisasi, perkiraaan dan kontrol diri sendiri, sensitif, tidak mudah menjadi korban; 

    c.     Termanifestasi selama peride perkembangan (usia 0 – 18 tahun). Selanjutnya anak tunagrahita dapat diklasifikasikan menurut dukungan yang diperlukan dalam kehidupan di masyarakat.  American Association for  Intellectual Development Disabilities  (AAIDD), mengelompokan ketunagrahitaan sebagai berikut: 

    1)    Intermittent;  memerlukan bantuan insidental (sebentar-sebentar) terutama pada masa transisi antara sekolah dan pekerjaan,

    2)    Limited; memerlukan sedikit bantuan seperti latihan kerja pada masa sekolah dan masa transisi antara sekolah dan pekerjaan, 

    3)    Extensive;  memerlukan bantuan dalam pelayanan pendidikan serta kehidupan sehari-hari di rumah dan tempat bekerja.dan 

    4)    Pervasive;  memerlukan bantuan pada hampir seluruh kehidupannya.

    Klasifikasi anak tunagrahita yang dipaparkan dalam buku ini berdasar fungsi intelektualnya. Hal tersebut sesuai dengan kondisi di Indonesia, klasifikasi siswa tunagrahita cenderung menggunakan penggolongan berdasarkan  berdasarkan berat dan ringannya ketunagrahitaan. Klasifikasi tunagrahita tersebut adalah :

    a.    Tunagrahita Ringan

    Anak tunagrahita ringan umumnya memiliki penampilan fisik yang tidak berbeda dengan  anak biasa  sebayanya.  Demikian pula dalam lingkup pergaulan sosial.  Umumnya anak tunagrahita ringan mengalami masalah dalam pendidikan ketika mereka duduk kelas 3 atau 4 SD.  Dapat berinteraksi  dengan sebayanya.Dapat melakukan pekerjaan  untuk kebutuhan hidupnya. 

    b.    Tunagrahita Sedang

    Anak tunagrahita sedang memperlihatkan  karakteristik, yaitu: Dapat  berkomunikasi  sederhana,  kesulitan bicara  Mereka mengalami gangguan  motorik  seperti kurang keeimbangan, dapat bergaul dengan keluarga dan lingkungan terdekat, memerlukan bantuan dalam kegiatan hidup sehari-hari, dapat mengerjakan pekerjaan yang sangat sederhana dan memerlukan tempat pekerjaan seperti  sheltered workshop  atau lingkungan pekerjaan yang terlindung. Dan dapat melakukan kegiatan hiduphidup sehari-hari (merawat, mengurus, menolong diri). 

    c.     Tunagrahita Berat

    Anak tnagrahita berat menunjukkan hal-hal ini, seperti : mengalami keterlambatan yang  jauh dari usianya  dalam perkembangan berjalan dan bicara.  Kemampuan berkomunikasinya sangat terbatas. Cara berkomunikasi   non verbal, dan  atau tanda-tanda tertentu.  Kemampuan motorik terbatas  dan  mudah sakit. Adaptasi sosialnya  terbatas  hanya pada orang-orang dekat dengannya. Dapat dilatih ketrampilan yang sifatnya rutin dan sederhana. Dapat dilatih dalam kegiatan memelihara dirinya seperti makan-minum, kebersihan diri, komunikasi , dan lain-lain.

    d.    Tunagrahita Sangat Berat

    Anak tunagrahita sangat berat memperlihatkan hal-hal ini, seperti: Sangat tergantung pada orang lain dalam segala bidang (tidak dapat merawat diri sendiri, kesulitan dalam komunikasi verbal dan non verbal,  tidak dapat mengenal bahaya.dan tidak dapat bersosialisasi walaupun di lingkungan terdekatnya.

    2. Anak Tunagrahita Jenjang SMALB

    Anak tunagrahita jenjang SMALB berusia antara 16 sapai 18 tahun. Khusus kelas XI berarti usianya 17 tahun.  Pertumbuhan fisiknya sesuai dengan usianya dan mereka tidak memperilihatkan perbedaan dengan anak normal terutama bagi tunagrahita ringan.  Bila dilihat dari usianya berarti mereka berada di usia remaja dan mereka tentu saja melimiliki kebutuhan seperti remaja pada umumnya.  Pertumbuhan fisik berkembang normal, tetapi perkembangan berpikir dan keperibadian berada di bawah usianya. Akibatnya ia mengalami kesulitan dalam pergaulan dan mengendalikan diri. Setelah tamat sekolah ia  belum siap untuk bekerja, sedangkan ia tidak meungkin untuk melanjutkan pendidikan. Akibatnya ia hanya tinggal diam di rumah dan dapat akhirnya ia frustrasi. Kalau mereka diterima bekerja, mererka bekerja sangat lamban dan tidak terarah. Oleh karena itu mereka tidak memenuhi tuntutan dunia usaha.kerja.  Kemampan berpikirnya setara dengan anak normal berusia 10 tahun (kelas IV SD)  untuk kemampun akademiknya tetapi kemampuan keterampilannya dapat diarahkan kepersiapan pekerjaan.    

    Berdasarkan hal-hal diatas maka tujuan dan program pembelajarannya lebih dititik beratkan pada penguasaan  keterampilan yag dapat mereka gunakan sebagai bekal hidupnya. Mereka dapat hidup mandiri. Materi pembelajaran difokuskan pada persiapan pekerjaan bagi anak-anak jenjang SMALB, sehingga dibutuhkan tema-tema yang berfokus pada kepemilikan keterampilan (pra vokasional, dan vokasional). 

     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar