Seminar Pendidikan Literasi dan menulis dalam 1001 Guru Ngeblog
Sebagai pesan pengantar yang disampaikan
oleh ibu Yuyun Sri Yuniarti selama ini penggunaan blog dalam pembelajaran belum
secara maksimal dilakukan oleh guru, sehingga worshop 1001 Guru Ngeblog ini
dapat digunakan untuk memaksimalkan pmanfaat blog dalam pembelajaran.
Blog sendiri dapat memuat konten-konten
word, pdf, audio, video dan lain-lain, selain itu dapat melakukan multi
interaksi, baik antara guru dengan murid, murid dengan murid lainya maupun
orang dengan orang secara lebih luas. Hipper Indonesia menyelenggarakan
kegiatan ini untuk memandu guru membuat, mengisi dan merawat serta
memaksimalkan manfaat blog dalam pembelajaran.
Selain itu juga disampaikan oleh bapak
Deni Hadiana bahwa 1001 Guru Ngeblog bukanlah sekedar cara membangun, mendesain
dan mengisi sebuah blog saja akan tetapi dengan diawalinya bahwa Indonesia itu harus
hadir dengan pendidikan yang bermutu, pendidikan yang bermutu sendiri hanya akan
hadir dari guru yang bermutu, serta guru yang bermutu adalah mereka yang terus
berguru baru. Meskipun mereka sudah menjadi guru namun terus tetap berguru baru
meningatkan kemampuan. Guru yang bermutu itu guru yang terus berpikir untuk
meningkatkan kemampuan.
Para peserta kegiatan 1001 Guru Ngeblog adalah
mereka yang mengikuti kegiatan bukan karena penugasan dari sekolah akan tetapi
hadir dari nurani untuk meningkatkan kemampuan.
Guru yang bermutu itu juga adalah guru
yang terus berjuang dan bergerak karena pada hakekatnya guru itu pejuang atau
guru penggerak yaitu menggerakkan apa yang ada pada pikiran murid, baik dalam heart, hard dan hand. Semua guru pada hakekatnya
adalah guru pejuank atau guru penggerak.
Blog yang dibuat itu harus bermakna atau
berdampak pada orang yang membacanya baik dampak pengetahuan, sikap dan
keterampilan. serta bermanfaat dan berdaya guna bagi yang membacanya.
Pernytaan ini diperkuat oleh Bapak Foy
Ario yang merupakan pakar Literasi. beliau menyampaikan bahwa literasi itu
seperti jalan hidup, yang dijalani manusia. Apalagi pada saat melihat kondisi
saat ini di mana saat-saat anak-anak di lingkungan kita tidak belajar di
sekolah. Murid-murid ini di rumah tidak juga belajar, begitu meteka bilang
tidak punya ponsel ya udah tidak belajar.
Literasi juga merupakan kecakapan dasar.
karena sesungguhnya kecakapan hidup manusia itu baikpengetahuan dan keterampilan
itu menggunakan kemampuan literasi. Di era Big data saat ini menuntut guru
untuk mampu mengolah data dan menyajikan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Ada
enam cabang literasi diantaranya:
1.
Literasi baca tulis
2.
Literasi Numerasi
3.
Literasi Sains
4.
Literasi digital
5.
Literasi finasial
6.
Literasi budaya dan kewargaan
Untuk membuat konten sebuah blog harus memerlukan
pemahaman literasi baca tulis dan literasi digital, banyak blogger-blogger yang
kontennya bersifat sudah pasti dan mencerahkan.
Untuk merawat blog sendiri membutuhkan
kemampuan dan keterampilan tersendiri agar disukai dan banyak dibaca orang lain.
Orang yang melihat langsung atau minimal murid-murid kita yang melihatnya akan
merasakan manfaatnya. Selain itu masih membutuhkan keterampilan tingkat tinggi
untuk dalam merawat konten blog itu.
Senada pernyataan nara sumber di atas DR.
Uswatun Hasanah menyampaikan cari memotivasi diri untuk menulis yaitu denga
menjadikan literasi itu sebagai sebuah karakter sesuai sesuai posisi penulis
dan keinginan dari pembaca.
Beliau mengilustrasikan seorang penulis
itu harus memiliki sifat teliti dan tida gegabah sebagai mana gambar di bawah
ini.
Gelas-gelas itu bila
diperhatikan sekilas maka gelas ke-7-lah yang akan penuh terlebih dahulu.
Padahal ketujuh gelas itu tidak ada yang akan penuh, karena botol isi botol
tidak aakan mengalir karena tutup botolnya tidak dibuka. Ini mengisyaratkan
bahwa kitabutuh ketelitian, orang itu
butuh teliti, teliti itu mempelajari sesuatu tidak instan, namun ia akan mudah
ketika sudah tertanam dalam diri kita ketelitian itu.
Beliau juga membuat ilustrasi kedua untuk menguji
ketelitian kedua setelah gagal di ilustrasi pertama yaitu dengan gambar ini.
Beliau sampaikan, Jika
3
Tangkai Daun =15 maka 1 Tangkai = 5 helai daun dan 1 Helai daun= 1
3 Ulat =9 dan 1
ulat =3
3 Apel +3 daun +1 Ulat =30 maka 1 Apel(=30-(6))/3=8
Maka
Jawabannya adalah
Ulat
=3
6
Daun + 1 ulat=6+3=9
1
Apel + 1 Daun+ 1 Ulat=8+1+3=12
=
(3x9)-12
=
27 – 12
=
15
Menulis itu akan terbiasa, akan terbiasa
itu karena ada kemauan. Beberapa orang memiliki asumsi ketika akan menulis.
Asumsi-asumsi negative inilah yang menjadi penghalang bagi seorang yang akan
memulai untuk menulis. Ada yang berasumsi bahwa menulis itu harus memiliki kecerdasan,
tetapi hal ini banyak yang terpatahkan, ada juga asumsi bahwa menulis itu
sesuatu yang menyulitkan, ini pun mudah terpatahkan karena apa yang terpikirkan
sulit maka yang terjadi ya memang sulit, tetapi ketika berpikir bisa, maka yang
terjadi akan bisa. Apa sih yang tidak bisa di dunia ini selama bisa dipelajari.
Ada juga yang menganggap bahwa seorang penulis itu harus punya ide, padahal apa
yang terlintas di kepala kita itu adalah sebuah ide. Ada juga yang merasa bahwa
tulisannya tidak disukai, padahal yang sebaiknya dilakukan adalah sebagai
penulis awal tidak usah berpikir untuk disukai atau tidak disukai, karena itu
merupakan proses kreatif kita.
Ada juga yang mangatakan saya tidak bisa
menulis, maka yang terjadi ya memang akan tidak bisa menulis. Nah agar semua
yang ada dalam benak kita yang menghambat niat menulis itu sirna ya kita harus
dekat dengan penulis-penulis yang hebat, dan sabar memberikan ilmunya kepada
kita. Ada sebuah nasihat, “Orang boleh pandai setinggi langit tetapi selama I
tidak menulis, ia aakan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
Untuk menulis itu bisa dimulai dari apa
kita suka baca, jika suka seni misalnya ya kita mulai membaca dan menulis sastra
misalnya. Jadi mulailah menulis dari apa yang kita baca, atau dari kemampuan di
bidang apa yang dimilki. Kemudian temukanlah model tulisan itu, kalau kita suka
blog yang gunakan blog, kalau menyukai buku maka buat buku, kalau suka tabloid
pilih model tabloid dan seterusnya.
Menulis itu sendiri merupakan suatu
proses, dimana suatu saat ketika sudah mahir menulis kadangkala akan tertawa
juga ketika membaca tulisan kita pertamakali. Tetapi itu hal yang biasa pada
sebuah proses menulis. Menulis dapat juga dilakukan secaara kolaborasi antara
penulis, guru dan murid atau orangtua murid.
Ada cara yang daapat digunakan untuk
menggali ide yaitu dengan selalu mengeluarkan apa yang ada dalam benak kita, ada tanda apa yang dapat dengan mudah menggali
ide. namun sebaliknya kadang-kadang dalam benak itu bahwa saya tidak bisa menulis,
maka idenya itu sudah tertutup oleh pernyataanya sendiri.
Menulis juga dapat dimulai dengan menggunakan
hati kita, dan jangan menggunakan kata
orang lain. Mungkin hanya sekedar perasaan sederhana, misalnya ketika pertama
kali mengenal orang yang terkena covid, atau misalnya sekedar menulis manfaat
jamu atau pengalaman mengalami sesuatu. Kunci menulis itu cukup mudah yaitu
menulis, menulis, dan tulis saja.
Menurut
DR. Uswatun Hasanah ada beberapa tips menulis yaitu; Kuasai topik, Rajin
membaca, buat catatan kecil tulis apa yang terlintas (tematik), ikuti naluri jangan membentuk tapi
akan terbentuk, dan konsisten dan
konsekuen.
Saat ini banyak aplikasi berbasis android
atau Ipad yang dapat membantu menulis dalam situasi mobilitas sperti; Writer (iphone) dan Berbicara dan mencatat. Ini bisa
digunakan bagi penulis yang sedang dalam perjalanan maupun saat tidak membawa
piranti tulis.
Ada pesan yang sangat mendalam agar
termotivasi untuk menulis yaitu, “kebanyakan orang yang gagal itu adalah orang
yang tidak menyadari betapa dekatnya
mereka titik sukses, saat mereka memutuskan untuk menyerah” (Thomas Alfa
Edison)
Ketika akan membuat buku perlu sekali membuat
peta konsep terlebih dahulu untuk menghindari tema-tema yang bentrok yang dapat
dilakukan secara digital menggunakan PC maupun android, karena banyak
aplikasi-aplikasi yang memudahkan seorang penulis. Selain itu yang tidaak kalah
penting adalah selalu melakukan plagiarisme traker untuk menghindari
plagiatisme yang akan menjadikan masalah di kemudian.
Memulai menulis kadang-kadang memelukan
motivasi terutama dari dan oleh penulis itu sendiri, misalnya seperti apa yang
disampaikan oleh DR. Uswatun Hasanah yaitu membuat atau mempel kalimat-kalimat
motivasi, menentukan target harian, menyediakan stimulan, membuat janji dengan
diri sendiri, memberi hadiah unttuk diri sendiri serta menghilangkan kata terpaksa.
GURU MERDEKA MURID BAHAGIA
OKE
BalasHapusMencerahkan sekali, terima kasih
BalasHapus