Kamis, 04 Februari 2021

1001 GURU NGEBLOG DALAM SEBUAH RESUME

 

Seminar Pendidikan Literasi dan menulis dalam 1001 Guru Ngeblog


     Sebagai pesan pengantar yang disampaikan oleh ibu Yuyun Sri Yuniarti selama ini penggunaan blog dalam pembelajaran belum secara maksimal dilakukan oleh guru, sehingga worshop 1001 Guru Ngeblog ini dapat digunakan untuk memaksimalkan pmanfaat blog dalam pembelajaran.

     Blog sendiri dapat memuat konten-konten word, pdf, audio, video dan lain-lain, selain itu dapat melakukan multi interaksi, baik antara guru dengan murid, murid dengan murid lainya maupun orang dengan orang secara lebih luas. Hipper Indonesia menyelenggarakan kegiatan ini untuk memandu guru membuat, mengisi dan merawat serta memaksimalkan manfaat blog dalam pembelajaran.

     Selain itu juga disampaikan oleh bapak Deni Hadiana bahwa 1001 Guru Ngeblog bukanlah sekedar cara membangun, mendesain dan mengisi sebuah blog saja akan tetapi dengan diawalinya bahwa Indonesia itu harus hadir dengan pendidikan yang bermutu, pendidikan yang bermutu sendiri hanya akan hadir dari guru yang bermutu, serta guru yang bermutu adalah mereka yang terus berguru baru. Meskipun mereka sudah menjadi guru namun terus tetap berguru baru meningatkan kemampuan. Guru yang bermutu itu guru yang terus berpikir untuk meningkatkan kemampuan.

     Para peserta kegiatan 1001 Guru Ngeblog adalah mereka yang mengikuti kegiatan bukan karena penugasan dari sekolah akan tetapi hadir dari nurani untuk meningkatkan kemampuan.

     Guru yang bermutu itu juga adalah guru yang terus berjuang dan bergerak karena pada hakekatnya guru itu pejuang atau guru penggerak yaitu menggerakkan apa yang ada pada pikiran murid, baik dalam heart,  hard dan hand. Semua guru pada hakekatnya adalah guru pejuank atau guru penggerak.

     Blog yang dibuat itu harus bermakna atau berdampak pada orang yang membacanya baik dampak pengetahuan, sikap dan keterampilan. serta bermanfaat dan berdaya guna bagi yang membacanya.

     Pernytaan ini diperkuat oleh Bapak Foy Ario yang merupakan pakar Literasi. beliau menyampaikan bahwa literasi itu seperti jalan hidup, yang dijalani manusia. Apalagi pada saat melihat kondisi saat ini di mana saat-saat anak-anak di lingkungan kita tidak belajar di sekolah. Murid-murid ini di rumah tidak juga belajar, begitu meteka bilang tidak punya ponsel ya udah tidak belajar.

     Literasi juga merupakan kecakapan dasar. karena sesungguhnya kecakapan hidup manusia itu baikpengetahuan dan keterampilan itu menggunakan kemampuan literasi. Di era Big data saat ini menuntut guru untuk mampu mengolah data dan menyajikan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Ada enam cabang literasi diantaranya:

1.    Literasi baca tulis

2.    Literasi Numerasi

3.    Literasi Sains

4.    Literasi digital

5.    Literasi finasial

6.    Literasi budaya dan kewargaan  

     Untuk membuat konten sebuah blog harus memerlukan pemahaman literasi baca tulis dan literasi digital, banyak blogger-blogger yang kontennya bersifat sudah pasti dan mencerahkan.

     Untuk merawat blog sendiri membutuhkan kemampuan dan keterampilan tersendiri agar disukai dan banyak dibaca orang lain. Orang yang melihat langsung atau minimal murid-murid kita yang melihatnya akan merasakan manfaatnya. Selain itu masih membutuhkan keterampilan tingkat tinggi untuk dalam merawat konten blog itu.

     Senada pernyataan nara sumber di atas DR. Uswatun Hasanah menyampaikan cari memotivasi diri untuk menulis yaitu denga menjadikan literasi itu sebagai sebuah karakter sesuai sesuai posisi penulis dan keinginan dari pembaca.

     Beliau mengilustrasikan seorang penulis itu harus memiliki sifat teliti dan tida gegabah sebagai mana gambar di bawah ini.

Gelas-gelas itu bila diperhatikan sekilas maka gelas ke-7-lah yang akan penuh terlebih dahulu. Padahal ketujuh gelas itu tidak ada yang akan penuh, karena botol isi botol tidak aakan mengalir karena tutup botolnya tidak dibuka. Ini mengisyaratkan bahwa kitabutuh  ketelitian, orang itu butuh teliti, teliti itu mempelajari sesuatu tidak instan, namun ia akan mudah ketika sudah tertanam dalam diri kita ketelitian itu.

     Beliau juga membuat ilustrasi kedua untuk menguji ketelitian kedua setelah gagal di ilustrasi pertama yaitu dengan gambar ini. 



Beliau sampaikan, Jika

3 Tangkai Daun =15 maka 1 Tangkai = 5 helai daun dan 1 Helai daun= 1

3  Ulat =9 dan 1 ulat =3

3  Apel +3 daun +1 Ulat =30 maka 1 Apel(=30-(6))/3=8

 

Maka Jawabannya adalah

Ulat =3

6 Daun + 1 ulat=6+3=9

1 Apel + 1 Daun+ 1 Ulat=8+1+3=12

= (3x9)-12

= 27 – 12

= 15

 

   

     Menulis itu akan terbiasa, akan terbiasa itu karena ada kemauan. Beberapa orang memiliki asumsi ketika akan menulis. Asumsi-asumsi negative inilah yang menjadi penghalang bagi seorang yang akan memulai untuk menulis. Ada yang berasumsi bahwa menulis itu harus memiliki kecerdasan, tetapi hal ini banyak yang terpatahkan, ada juga asumsi bahwa menulis itu sesuatu yang menyulitkan, ini pun mudah terpatahkan karena apa yang terpikirkan sulit maka yang terjadi ya memang sulit, tetapi ketika berpikir bisa, maka yang terjadi akan bisa. Apa sih yang tidak bisa di dunia ini selama bisa dipelajari. Ada juga yang menganggap bahwa seorang penulis itu harus punya ide, padahal apa yang terlintas di kepala kita itu adalah sebuah ide. Ada juga yang merasa bahwa tulisannya tidak disukai, padahal yang sebaiknya dilakukan adalah sebagai penulis awal tidak usah berpikir untuk disukai atau tidak disukai, karena itu merupakan proses kreatif kita.

     Ada juga yang mangatakan saya tidak bisa menulis, maka yang terjadi ya memang akan tidak bisa menulis. Nah agar semua yang ada dalam benak kita yang menghambat niat menulis itu sirna ya kita harus dekat dengan penulis-penulis yang hebat, dan sabar memberikan ilmunya kepada kita. Ada sebuah nasihat, “Orang boleh pandai setinggi langit tetapi selama I tidak menulis, ia aakan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.

      Untuk menulis itu bisa dimulai dari apa kita suka baca, jika suka seni misalnya ya kita mulai membaca dan menulis sastra misalnya. Jadi mulailah menulis dari apa yang kita baca, atau dari kemampuan di bidang apa yang dimilki. Kemudian temukanlah model tulisan itu, kalau kita suka blog yang gunakan blog, kalau menyukai buku maka buat buku, kalau suka tabloid pilih model tabloid dan seterusnya.

     Menulis itu sendiri merupakan suatu proses, dimana suatu saat ketika sudah mahir menulis kadangkala akan tertawa juga ketika membaca tulisan kita pertamakali. Tetapi itu hal yang biasa pada sebuah proses menulis. Menulis dapat juga dilakukan secaara kolaborasi antara penulis, guru dan murid atau orangtua murid.

     Ada cara yang daapat digunakan untuk menggali ide yaitu dengan selalu mengeluarkan apa yang ada dalam benak kita,  ada tanda apa yang dapat dengan mudah menggali ide. namun sebaliknya kadang-kadang dalam benak itu bahwa saya tidak bisa menulis, maka idenya itu sudah tertutup oleh pernyataanya sendiri.

     Menulis juga dapat dimulai dengan menggunakan hati kita, dan jangan menggunakan  kata orang lain. Mungkin hanya sekedar perasaan sederhana, misalnya ketika pertama kali mengenal orang yang terkena covid, atau misalnya sekedar menulis manfaat jamu atau pengalaman mengalami sesuatu. Kunci menulis itu cukup mudah yaitu menulis, menulis, dan tulis saja.

     Menurut  DR. Uswatun Hasanah ada beberapa tips menulis yaitu; Kuasai topik, Rajin membaca, buat catatan kecil tulis apa yang terlintas  (tematik), ikuti naluri jangan membentuk tapi akan  terbentuk, dan konsisten dan konsekuen.

     Saat ini banyak aplikasi berbasis android atau Ipad yang dapat membantu menulis dalam situasi mobilitas sperti; Writer  (iphone) dan Berbicara dan mencatat. Ini bisa digunakan bagi penulis yang sedang dalam perjalanan maupun saat tidak membawa piranti tulis.

     Ada pesan yang sangat mendalam agar termotivasi untuk menulis yaitu, “kebanyakan orang yang gagal itu adalah orang yang tidak menyadari betapa  dekatnya mereka titik sukses, saat mereka memutuskan untuk menyerah” (Thomas Alfa Edison)

     Ketika akan membuat buku perlu sekali membuat peta konsep terlebih dahulu untuk menghindari tema-tema yang bentrok yang dapat dilakukan secara digital menggunakan PC maupun android, karena banyak aplikasi-aplikasi yang memudahkan seorang penulis. Selain itu yang tidaak kalah penting adalah selalu melakukan plagiarisme traker untuk menghindari plagiatisme yang akan menjadikan masalah di kemudian.

     Memulai menulis kadang-kadang memelukan motivasi terutama dari dan oleh penulis itu sendiri, misalnya seperti apa yang disampaikan oleh DR. Uswatun Hasanah yaitu membuat atau mempel kalimat-kalimat motivasi, menentukan target harian, menyediakan stimulan, membuat janji dengan diri sendiri, memberi hadiah unttuk diri sendiri serta menghilangkan kata terpaksa.


GURU MERDEKA MURID BAHAGIA

2 komentar: